Padangsidimpuan, Alarmpena.or.id — Wali Kota Padangsidimpuan, Letnan Dalimunte, dan Wakilnya, Harry Pahlevi, sama-sama mengambil formulir pendaftaran calon Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Padangsidimpuan beberapa hari lalu.
Langkah ini memicu perhatian publik dan menimbulkan beragam spekulasi mengenai makna di balik persaingan yang jarang terjadi antara dua kepala daerah yang selama ini dikenal kompak.
Keduanya memang memiliki visi dan misi yang sejalan dalam membangun daerah, termasuk pengembangan olahraga.
Namun, pengambilan formulir pendaftaran yang bersamaan ini menimbulkan pertanyaan apakah terdapat perbedaan pendekatan dalam memajukan olahraga di kota Padangsidimpuan ataukah ini bentuk kompetisi sehat yang dapat mendorong kemajuan dunia olahraga di Kota Salak ini.
Seorang pecinta olahraga warga Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Ahmad Lubis menilai, “Mereka mungkin memiliki cara berbeda dalam mengelola olahraga, sehingga muncul persaingan, nanti kita akan melihat bagaimana tampilan selanjutnya.” ujarnya, Kamis 18 September 2025.
Bagi sebagian orang, pendapat ini mengindikasikan bahwa perbedaan gaya kepemimpinan bisa menjadi alasan utama persaingan tersebut.
Masyarakat mulai berspekulasi lebih jauh. Ada yang menilai bahwa persaingan ini mencerminkan ketidakharmonisan hubungan antara Wali Kota dan Wakil Wali Kota yang selama ini dikenal sebagai pasangan yang solid.
Istilah “Dua Matahari” yang sebelumnya ramai diperbincangkan warga Padangsidimpuan sebagai gambaran situasi kepemimpinan yang kurang sinkron kini kembali mencuat. Sayangnya, muncul pula anggapan keliru bahwa Wakil Wali Kota memiliki pengaruh lebih besar dalam pengambilan kebijakan.
Fenomena ini bukan tanpa dasar. Sempat heboh, baru dua bulan menjabat, beredarnya kop surat Wakil Wali Kota di sejumlah instansi telah memicu opini publik adanya dualisme kepemimpinan. Isu ini menjadi perdebatan hangat di berbagai kalangan masyarakat Padangsidimpuan saat itu.
Seorang warga yang enggan disebutkan namanya menyatakan, “Dari pengambilan formulir calon Ketua KONI itu saya mulai ragu apakah hubungan mereka benar-benar baik.” ujarnya kepada wartawan.
Pernyataan ini terkesan menggambarkan adanya keraguan publik terhadap indikasi komunikasi dan hubungan kedua pemimpin kurang baik.
Di sisi lain, praktisi politik Fajar Dalimunte menilai situasi ini sebagai persaingan sehat yang bisa membawa dampak positif.
“Persaingan sehat, mudah-mudahan KONI ke depannya bisa melahirkan atlet yang mampu berkompetisi di tingkat nasional dan internasional membawa nama Kota Padangsidimpuan,” ujarnya.
Dinamika pencalonan Wali Kota Padangsidimpuan Letnan Dalimunte dan Wakil Wali Kota Harry Pahlevi menjadi topik hangat di tengah – tenah masyarakat saat ini terlebih bagi sejumlah pecinta olahraga.
Padangsidimpuan kini dihadapkan pada momen penting untuk menilai kepemimpinan kepala daerahnya, sekaligus menantikan bagaimana persaingan ini akan berdampak pada kemajuan olahraga kedepannya.








Komentar